Di tengah puing-puing dan asap yang belum reda, sebuah kabar mengejutkan datang dari Tel Aviv: Pemerintah Israel telah menyetujui rencana pendudukan penuh Jalur Gaza, termasuk relokasi paksa penduduk Palestina ke wilayah selatan.
Langkah ini disebut sebagai bagian dari upaya Israel untuk mencapai “tujuan akhir” perang: menghancurkan Hamas dan membebaskan para sandera. Namun, yang tak disebut dalam dokumen resmi—tapi terlihat jelas dari lapangan—adalah harga manusia yang harus dibayar.
🔥 Penjajahan ala "pengamanan"?
Seorang pejabat Israel, dikutip oleh AFP, menyebut bahwa rencana ini mencakup “penaklukan Jalur Gaza dan pemindahan penduduk ke selatan untuk melindungi mereka.” Tapi bagaimana bisa pemindahan disebut perlindungan, jika disertai dengan bom, pengungsian massal, dan hancurnya infrastruktur sipil?
📉 Angka yang Tak Bisa Diabaikan
Sejak Oktober 2023, Israel telah membalas serangan Hamas—yang menewaskan 1.200 orang di Israel—dengan operasi militer masif di Gaza. Kini, korban jiwa di pihak Palestina telah melampaui 50.000 orang, mayoritas warga sipil, termasuk anak-anak.
Sementara dunia memperdebatkan istilah "genosida" dan "hak membela diri", satu hal tak terbantahkan: krisis kemanusiaan di Gaza kini mencapai titik nadir.
🚧 Blokade dan Hancurnya Kehidupan
Akses bantuan dibatasi. Listrik mati. Air bersih sulit. Rumah sakit porak poranda. Bahkan truk-truk bantuan kemanusiaan pun tak luput dari serangan. Gaza hari ini bukan hanya zona perang—tapi neraka yang hidup.
💬 Relokasi atau Pengusiran?
Di bulan Februari, mantan Presiden AS Donald Trump menyarankan agar warga Gaza “dianjurkan” untuk pindah ke Yordania atau Mesir, dan Gaza diubah menjadi “zona resor”. Komentar yang disebut-sebut sebagai “gagasan brilian” oleh PM Israel Benjamin Netanyahu ini mengundang kecaman internasional.
Tapi di balik kata “relokasi sukarela”, publik dunia melihat bayangan lama: pemaksaan, pembersihan etnis, dan penghilangan hak untuk tinggal di tanah sendiri.
🌍 Dunia Menonton, Tapi Siapa Bertindak?
Organisasi kemanusiaan dan negara-negara di dunia telah bersuara. Tapi suara saja tidak cukup. Sementara dunia ragu mengambil sikap tegas, satu per satu nyawa warga Gaza hilang.
🕊️ Akhir dari Sebuah Rumah?
Rencana Israel untuk menguasai penuh Gaza dan merelokasi warganya bukan hanya soal strategi militer—ini soal hak untuk hidup, untuk tetap tinggal di tanah sendiri, untuk membesarkan anak tanpa bom di atas kepala.
Dan jika rumah bisa diambil, harapan semestinya tidak.